Selasa, 06 Januari 2009

Pendidikan Berawal dari keluarga


Ibunya si dudung mengeluh anaknya bandel bukan main, kemudian keluhan bu dudung ditimpali lagi oleh ibunya si Juleha, "anak saya mah cewek lebih nakal lagi, pusing saya udah kasih nasehat ampe bebusa". Itu baru sekelumit omongan ibu-ibu disela bergosip ria di sore hari (ga semua ibu2 lo:)).

Saat ini banyak orang tua mengeluh sampai nangis darah bahwa anaknya sulit diatur, suka membangkang, tidak tahu aturan, bahkan melawan orang tua. Anak yang dimaksud ini bukanlah anak umur balita, atau tk yang seringkali memang sulit diatur, tetapi anak yang sudah mulai beranjak dewasa, alias, abg, atau sudah mahasiswa atau malahan sudah meraih gelar sarjana dan sudah bekerja. Orang tua sering kebingungan kenapa hal tersebut bisa terjadi. Sering juga kita mendengar bahwa anak-anak pejabat atau selebriti melakukan tindak kriminal yang sungguh memalukan,padahal pendidikan mereka cukup tinggi, apakah sebenarnya gerangan yang terjadi?

Pendidikan di dalam keluarga saat ini cenderung permisif, artinya orang tua cenderung membolehkan anak melakukan apa saja asalkan si anak senang. Beberapa hal bisa disebabkan oleh malasnya orang tua menghadapi kerewelan anak karena kecapaean bekerja sehingga akhirnya mengikuti semua kemauan anak, sehingga anak terbiasa dimanja dan mendapatkan keinginannya tanpa perjuangan. Kedua adalah orang tua yang beranggapan bahwa anak tidak boleh dilarang melakukan apa saja agar anak dapat berkembang dengan baik, menjadi kreatif dan percaya diri, tapi hal ini sebenarnya justru akan menjerumuskan si anak menjadi orang yang egois dan semau gw. Padahal sebenarnya tujuan orang tua sebenarnya agar anak mereka bisa berkembang dan dapat menjadi pribadi yang percaya diri.
Anak seperti ini seperti juga pola asuh yang pertama bisa menjadi calon kriminil di masa yang akan datang.

So, bagaimana seharusnya, mungkin diantara kita ada yang dididik dengan pola asuh yang otoriter sehingga kita melakukan sebaliknya pada anak kita supaya anak kita tidak merasakan apa yang kita rasakan atau justru karena kita merasa berhasil dididik dengan otoriter kita juga melakukan hal yang sama dengan pola asuh orang tua. Aduh... Pusing...:P

Pola asuh yang baik adalah pola asuh yang disiplin tapi baik artinya anak harus belajar tentang koneksi dari tingkah lakunya, bahwa sesuatu yang baik akan dibalas baik dan sesuatu yang tidak baik akan berakibat tidak menyenangkan. Nnnah,dari sini anak akan belajar mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Artinya kita bisa saja memberikan reward bila anak kita melakukan sesuatu yang baik, reward tidak harus berupa benda tetapi bisa ungkapan afeksi dan perlakuan yang menyenangkan seperti pujian atau melakukan kegiatan yang menyenangkan untuk si anak. Sebaliknya bila anak melakukan sesuatu yang kurang baik maka punishment bisa diberikan seperti kehilangan benda kesayanga, kegiatan yang menyenagkan dan lain-lain. Tapi ops, tentu saja jangan sampai kita menggunkan kekerasan pada anak seperti memukul dan membentak.. Yang penting adalah kesabaran...:)

2 komentar:

  1. Mang bener buk, pendidikan mang dari keluarga. sukses ya..

    BalasHapus
  2. “ibu adalah madrasah pertama bagi anak2nya”. Butuh seorang ibu yang cerdas dan solehah untuk menciptakan anak2 yang cerdas dan sholeh. Tentu Ayah pun berperan sangat besar. Keluarga adalah basic pendidikan pertama anak.

    BalasHapus